Senin, 19 Desember 2016

Logo Provinsi Jawa Barat png

Logo Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Sesuai namanya, Jawa Barat terletak paling barat Pulau Jawa, namun pada tahun 2000 daerah paling barat provinsi ini memisahkan diri menjadi Provinsi Banten. Mayoritas penduduk provinsi ini adalah Suku Sunda. Pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat terletak di Kota Bandung.
Lambang Jawa Barat secara keseluruhan adalah sebuah perisai berbentuk bulat telur dengan hiasan pita di bagian bawahnya yang berisikan motto Jawa Barat. Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai sebagai penjagaan diri.

 Arti Logo
  1.  Kujang merupakan alat serba guna yang selama ini dianggap senjata khas masyarakat Sunda. Pada salah satu sisi Kujang tersebut terdapat lima buah lubang yang melambangkan lima dasar pokok Negara "Pancasila".
  2. Padi melambangkan bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat. Untaian padi tersebut terdiri atas 17 butir gabah yang melambangkan tanggal hari kemerdekaan RI.
  3. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang dan delapan kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi RI.
  4. Gunung terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.
  5. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat berguna untuk pertanian.
  6. Bendungan melambangkan kegiatan dibidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris.
  7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah gunung melambangkan banyaknya persawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian (Sumber arti: jabarprov.go.id).

Logo Provinsi Jawa Barat png hitam-putih













Minggu, 18 Desember 2016

Logo Provinsi Banten png

Logo Provinsi Banten

Banten adalah provinsi paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini merupakan hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000. Pusat pemerintahan Provinsi Banten berada di Kota Serang.
     Logo Provinsi Banten berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, di dalamnya terdapat gambar-gambar filosofis dan tulisan "BANTEN", serta gambar pita warna kuning bertuliskan "IMAN TAQWA" di bagin bawahnya.

Arti Logo
  1. Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat Banten yang agamis.
  2. Bintang Ilahi, Pengejawantahan Pancaran Semangat Keyakinan yang menyinari seluruh jiwa masyarakat Banten.
  3. Menara Mesjid Agung Banten bertingkat dua berwarna putih dengan Memolo berwarna merah, menjulang tinggi ke angkasa, melambangkan masyarakat Banten mempunyai semangat yang tinggi untuk mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah Swt, Menara Mesjid Agung juga melambangkan budaya dan sejarah Banten yang kokoh pada pendirian zaman kesultanan.
  4. Gapura Kaibon berwarna putih, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia dan pintu gerbang perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
  5. Padi berwarna kuning berjumlah 17 (tujuh belas) dan kapas berwarna putih berjumlah 8 (delapan) tangkai, 4 (empat) kelopak berwarna coklat, 5 kuntum bunga melambangkan Propinsi Banten merupakan daerah agrarisyang cukup sandang, pangan, jumlah padi dan kapas menunjukkan hasil Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
  6. Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumler daya alam dan tekstur tanah yang agak bergelombang tidak merata terdiri dari dataran rendah dan pegunungan.
  7. Badak Bercula Satu berwarna hitam adalah satwa langka satu-satunya yang dilindungi dunia, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
  8. Laut berwarna hitam dengan gelombangnya yang berwarna putih berjumlah 17 (tujuh belas) melambangkan daerah maritim yang kaya dengan potensi lautnya, mencerminkan historis dan peluang ke depan Banten sebagai Bandar Samudera Perdagangan Internasional serta mengandung makna kedalaman jiwa, keluasan wawasan dan pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.
  9. Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor industri.
  10. Dua garis Marka, Landasan Pacu Bandara Soekarno Hatta berwaarna putih dan 3 (tiga) Lampu Pemandu (Beacon Light) berbentuk bulatan berwarna kuning melambangkan pemacu semangat untuk mencapai cita-cita. Makna yang terkandung dalam angka 8 (delapan), 9 (sembilan), dan 10 (sepuluh) mempunyai arti lahirnya Propinsi Banten yang ditetapkan dan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, pada tanggal 17 Oktober 2000.
  11. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan heteroginitas masyarakat Banten.
  12. Semboyan lambang daerah "IMAN TAQWA" sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri, maju dan sejahtera (Sumber arti: bantenprov.go.id). 
Logo Provinsi Banten png hitam-putih

Senin, 14 November 2016

Penanganan Diare di Rumah dengan Ramuan Daun Salam

   Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena kesakitan dan kematian-nya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik (kemenkes, 2011). Angka kematian dan kesakitan akibat diare paling tinggi terjadi pada anak balita (Kemenkes 2007).
   Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1. 213 orang dan kematian 30 orang (Kemenkes, 2015).
   Melihat kejadian di atas, dapat disimpulkan bahwa diare merupakan penyakit yang cukup berbahaya. Oleh karena itu Upaya peningkatan kesehatan Masyarakat perlu terus dilakukan, guna mewujudkan kesejahteraan penduduk yang masih beragam. Namun kendalanya adalah harga obat-obatan sekarang ini adalah cukup mahal dan tidak terjangkau bagi masyarakat di pedesaan yang sebagian besar kondisi ekonominya lemah. Karenanya obat herbal (jamu) merupakan alternatif solusi yang dapat disarankan. Obat-obat herbal tersebut dapat disediakan (berasal) dari tanaman obat yang cukup banyak di lingkungan sekitar.

DIARE
   Diare atau mencret didefi nisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan tanda-tanda dehidrasi (Amin, 2015).

Etiologi (Penyebab)
   Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi enam besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan (Kemenkes, 2007). Pada infeksi bakteri setidaknya ada dua mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang invasive mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses (Amin, 2015).

Penatalaksanaan Diare
   Menurut Amin (2015), penanggulangan diare antara lain
- Penggantian Cairan
   Aspek paling penting adalah menjaga hidrasi yang adekuat dan keseimbangan elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan dengan rehidrasi oral, yang harus dilakukan pada semua pasien, kecuali jika tidak dapat minum atau diare hebat membahayakan jiwa yang memerlukan hidrasi intavena. Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 gram natrium klorida, 2,5 gram natrium bikarbonat, 1,5 gram kalium klorida, dan 20 gram glukosa per liter air.
- Antibiotik
   Pemberian antibotik jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik. Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi.
- Obat Anti-Diare
   Obat-obat anti diare yang biasa digunakan antaralain
Kelompok obat anti-sekresi guna menormalkan sekresi elektrolit, sehingga keseimbangan cairan dapat dikembalikan,
  • Kelompok obat Opiat guna menghambat propulsi, peningkatan absorbsi cairan, sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi diare,
  • Kelompok Absorben guna menyerap bahan infeksius atau toksin
  • Zat Hidrofilik guna mengurangi frekuensi dan konsistensi feses,
  • Probiotik terdiri dari Lactobacillus dan Bifi dobacteria atau Saccharomyces boulardii, bila meningkat jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek positif karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna. Untuk mengurangi/ menghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah adekuat.

DAUN SALAM SEBAGAI ANTIDIARE ALAMI
   Sebagai pelengkap bumbu, nama daun salam (Synzygium polyanthum) tidaklan asing bagi masyarakat khususnya para ibu. Seiring Berkembangnya ilmu kesehatan, ternyata daun salam juga bermanfaat menyembuhkan berbagai penyakit.
Menurut waid(2011), Daun salam memiliki berbagai macam kandungan yang sangat berguna bagi kesehatan bila diramu menjadi obat tradisional. Beberapa kandungan tersebut antara lain:
  1. Daun salam kering mengandung minyak esensial sekitar 0,17%, dengan komposisi eugenil dan metil kavikol.
  2. Daun salam mengandung ekstrak etanol yang berguna sebagai antibakteri dan anti jamur.
  3. Daun salam mengandung methanol yang merupakan zat anti-cacing
  4. Daun salam mengandung tannin dan flavonoid
  5. Daun salam mengandung
Manfaat Daun Salam
   Daun salam memiliki beberapa manfaat, salah satunya sebagai anti-diare. Penelitian yang dilakukan Malik dan Amad (2013) dalam Rizki (2015) menunjukkan kemampuan ekstrak etanol 70% dari daun salam dalam mengatasi diare. Penelitian dilakukan pada mencit dengan induksi minyak jarak menggunakan pendekatan diare akibat peningkatan gerak peristaltik usus (hipermotilitas). Senyawa golongan tanin dan flavonoid bertanggungjawab terhadap efek antidiare daun salam. Senyawa tanin dapat bekerja dengan menurunkan motilitas usus, mengikat protein agar terbentuk masa, dan merusak dinding sel bakteri penyebab diare (Nurhalimah, 2015 dalam Rizki, 2015).
   Khasiat daun salam ialah mampu menyembuhkan penyakit diare. Penyakit ini sering juga menyebabkan sakit perut , serta membuat penderitanya sering sekali buang air besar secara tidak normal. Cara menyembuhkan penyakit diare dengan daun salam adalah sebagai berikut:
  1. Siapkan 15 gram daun salam.
  2. Cucu daun dengan air hangat.
  3. Rebus dalam 1 gelas air bersih selama 15 menit sampai mendidih.
  4. Tambah sedikit garam.
  5. Setelah dingin, saring rebusan.
  6. Minum air rebusan 3 kali sehari.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, L. Z. (2015). Tatalaksana Diare Akut. CDK-230/ volume 42 no. 7. Tersedia: http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_230CME-Tatalaksana%20Diare%20Akut.pdf. (Diakses 14 November 2016).

Indah & Darwati (2013). Keajaiban Daun Tumpas Tuntas Penyakit. Surabaya: Tibun Media.

Kemenkes RI (2007). Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1216/MENKES /SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Depkes RI.

Kemenkes RI (2011). Buletin Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia. Jakarta: Kementrian. Tersedia: http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-diare.pdf. (Diakses 14 November 2016).

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kemenkes RI. Tersedia: www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf (Diakses 14 November 2016).

Rizki, M. I., & Hariandja, E. M. (2015) Review: Aktivitas Farmakologis, Senyawa Aktif, dan Mekanisme Kerja Daun Salam (Syzygium polyanthum). Padang: Universitas Lambung Mangkurat.

Wahid. Abdul (2011). Dahsyatnya Khasiat Daun-Daun Obat di Sekitar Pekaranganmu. Jogjakata: Laksana.

Sabtu, 12 November 2016

SOP Irigasi Mata (Pembersihan Mata)

Irigasi Mata
DEFINISI
Irigasi mata merupakan suatu tindakan pencucian kantung konjungtiva mata. Irigasi biasanya menggunakan akuades, saline, atau cairan antiseptik. Teknik steril digunakan karena tindakan ini berhubungan dengan mukosa mata.
 

TUJUAN
  1. Membersihkan
  2. Menghantarkan obat

INDIKASI
  1. Cedera dekontaminasi kimiawi
  2. Pembersihan debris (mis. debu) dari mata.

KONTRAINDIKASI

  1. Bola mata terluka atau tertusuk

PENATALAKSANAAN
Peralatan

  1. Tabung steril untuk tempat cairan
  2. Cairan irigasi dengan suhu 37° C
  3. Lakmus (penguji pH bila terpajan asam/basa)
  4. Irigator (contoh: selang infuse) atau spuit steril
  5. Bola kapas steril
  6. Bengkok steril
  7. Perlak
  8. Handuk
  9. Sarung tangan steril
Tindakan Terapeutik
  1. Mengucapkan salam terapeutik
  2. Melakukan validasi/ evaluasi
  3. Melakukan kontrak waktu
  4. Jelaskan prosedur kepada klien
  5. Mempersiapkan alat
  6. Mencuci tangan
  7. Bantu klien mengatur posisi duduk atau berbaring, miring kepala ke arah mata yang sakit
  8. Tutup pakaian klien dengan handuk. Pasang perlak di bawah kepala pasien
  9. Pasang bengkok di bawah mata yang sakit
  10. Pakai sarung tangan steril
  11. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang telah dibasahi cairan irigan, dengan arah dari kanus dalam ke kanus luar
  12. Dengan perlahan, retraksi kelopak mata dengan telunjuk dan ibu jari tangan non dominan (umumnya kiri).
  13. Mulai alirkan irigan melalui irigator, pengang bagian distal irrigator dengan tangan dominan (umumnya kanan) 2,5 cm diatas mata. Aliran cairan harus mengalir dengan kecepatan sesuai kenyamanan klien.
  14. Arahkan cairan irigan ke semua arah pada bila mata anterior, dari kanus dalam ke kanus luar. Lanjutkan tindakan sampai air yang keluar dari mata tampak bersih.
  15. Bila sudah selesai, bersihkan sekitar mata dengan cara mengusap dari arah dalam ke luar
  16. Tutup mata bila diperlukan dan kaji respon
  17. Bereskan alat yang digunakan dan dokumentasikan

DAFTAR PUSTAKA
Kidd, Pamela, S. Sturt, Ann, S. Fultz, Julia. 2010. Pedoman Keperawatan Emergensi. Jakarta: EGC

Potter, P.A, Perry, A. G (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta: Salemba Medika

Prigarjo, Robert. 2013. Teknik Dasar Pemberian Obat bagi Perawat. Jakarta: EGC

 
Oleh: Barlian, 2016

Jumat, 11 November 2016

Logo Kabupaten Serang png

Logo Kabupaten Serang
     Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten. Logo Kabupaten Serang berbentuk perisai dengan warna dasar biru, di dalamnya terdapat gambar menara banten dan gambar-gambar filosofis lain, serta gambar pita warna kuning bertuliskan "SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE" di bagian bawahnya. 

Arti Logo
  1. Enam buah cengkeh mencerminkan Rukun Iman, ketaqwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan buah cengkeh (basil bumi) melambangkan kemakmuran, hasil pertanian, dan perdagangan, serta kekayaan daerah dan masyarakat.
  2. Menara Masjid Banten melambangkan syi'ar agama, pusat kegiatan kebudayaan serta pemermtahan yang kuat, bersih dan berwibawa.
  3. Benteng Keraton Surosowan yang terdiri dari dua puluh enam buah kotak dan berpucuk sepuluh buah kotak serta celah-celah kotak delapan, melukiskan hari jadi Kabupaten Serang 8 Oktober 1926.
  4. Tujuh belas lengkung yang terdapat pada bagian garis atas dan delapan lengkung diantara buah cengkeh dibawahnya serta empat tunai daun lima akar pohon beringin melukiskan hari proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
  5. Pohon beringin melambangkan persatuan rakyat yang kokoh dan kuat.
  6. Dua buah sungai menunjukkan di Kabupaten Serang terdapat dua aliran sungai yaitu Cibanten dan Ciujung.
  7. Dua buah laut menunjukkan bahwa Kabupaten Serang diapit oleh laut jawa dan selat sunda.
  8. Menara Masjid Banten dan Enam buah cengkeh (hasil bumi) digambar dibelakang benteng Keraton Surosowan melambangkan pertahanan yang kokoh kepribadian yang teguh dan kemakmuran serta kejayaan daerahnya.
  9. Pohon beringin digambar dihadapan Benteng Surosowan melambangkan keadilan dan persatuan serta kesiapsiagaan setiap pribadi masyarakatnya, pohon beringin menghadap kelaut berarti pandangan yang luas dan penuh kewaspadaan.
  10. Sungai digambar dihadapan yang lainnya melambangkan semangat bahari, keterbukaan jiwa masyarakatnya, kemakmuran memberi dan berbakti serta saling menghormati sesama manusia.

Arti Motto
"Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe" adalah Semboyan agar masyarakat mengutamakan kerja keras untuk mencapai kemakmuran dan keadilan, mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi tanpa mengharapkan pujian, penghargaan serta imbalan, berjuang dengan ikhlas (Sumber arti: serangkab.go.id).

Logo Kabupaten Serang png hitam-putih